Minggu, 20 Juli 2014

Probiotik Baik Untuk Anak Autis

Probiotik  Anak Autis
Probiotik  Anak Autis
Autisme diklasifikasikan sebagai ketidak normalan perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.

Penyebab Autisme

Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat ditemukan dengan pasti. Banyak sekali pendapat yang bertentangan antara ahli yang satu dengan yang lainnya mengenai hal ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella ) bisa berakibat anak mengidap penyakit autisme. Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder. Tapi hal ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini berdebatkan karena tidak adanya bukti yang kuat bahwa imunisasi ini penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini diperkirakan ada hubungannya dengan Autisme.

Tanda - tanda Autisme

  • Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari,
  • Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata,
  • Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar,
  • Tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain,
  • Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan),Serasa dia punya dunianya sendiri,
  • Tidak suka berbicara dengan orang lain,
  • Tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain.

Mengapa  Autisme pada Anak Bisa Terjadi?

KASUS penyakit autis saat ini semakin banyak terjadi di dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini penyakit autis sudah dapat dideteksi sejak usia dini. Meski demikian, pengetahuan awam mengenai autis dan bagaimana menanganinya masih belum diketahui luas. Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara. Autisme sering disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD).

Penyakit autis memiliki gejala-gejala yang kemudian dapat membantu diagnosis dokter yang dapat dilihat dari perilaku para penderitanya, anak autis memiliki gangguan komunikasi yang lemah. Artinya, tidak bisa berbicara atau memiliki keterlambatan bicara pada usia seharusnya. Kadang kesalahan yang terjadi diakibatkan kurang tahunya orangtua akan penyakit ini. Sehingga menganggap biasa anak yang telat bicara.

Bila anak Anda mengalamai ciri tersebut, maka sebaiknya cepat konsultasikan pada dokter. Ciri lain yang dapat dilihat ialah anak memiliki gangguan interaksi sosial. Dengan kondisi demikian, anak sulit untuk diajak berkomunikasi. Tak hanya itu saja, lanjutnya, anak autis juga memiliki gangguan perilaku. "Ciri khas lainnya dari gejala autis ialah anak sering melakukan kegiatan yang berulang. Seperti mukul-mukul sendiri atau suka memutar diri sendiri yang dilakukan berulang kali," terangnya.

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang mengalami autisme ternyata juga alergi terhadap makanan tertentu. Penderita autis umumnya mengalami masalah pencernaan, terutama makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung)," jelas Fatimah.
Karena kedua jenis protein tersebut sulit dicerna, maka akan menimbulkan gangguan fungsi otak apabila mengonsumsi kedua jenis protein ini. Sehingga perilaku penderita autis akan menjadi lebih hiperaktif. Menurutnya, suplemen yang baik diperlukan penderita autis yang biasanya mengalami lactose intolerance (ketidakmampuan pencernaan untuk mencerna laktosa).
 
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dimakan untuk memperbaiki secara menguntungkan keseimbangan mikroflora usus. Anak autis, memerlukan vitamin C sebagai antioksidan. Adapun sumber terbaik yang dapat diberikan pada anak dengan kasus ini dapat berasal dari sayuran dan buah-buahan. Meski demikian, sebaiknya pilih sayuran dan buah-buahan yang tidak mengandung pengawet. Beberapa spesies yang biasa digunakan antara lain mengandung Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium longum, dan Streptococcus lactis. Sementara itu, prebiotik adalah substansi makanan yang dapat meningkatkan beberapa bakteri usus yang menguntungkan bagi kesehatan.
Anak Autis

Probiotik Baik Untuk Anak Autis

Ada kaitan erat antara autisme dan disfungsi saluran cerna. Dua masalah pencernaan utama yang sering dialami oleh anak dengan autis yakni disbiosis (pertumbuhan jamur, bakteri, dll yang berlebihan) sehingga bakteri baik (probiotik) menjadi minoritas, dan 'kebocoran usus'. Melonjaknya pertumbuhan jamur/bakteri patogen disaluran cerna menyebabkan radang pada dinding usus, sehingga lapisan usus "bocor", hal ini menyebabkan saluran cerna tidak bisa menyerap mikronutrisi dengan baik. Bahkan toksin dan antigen ikut masuk. Ini sebabnya, mengapa anak autis sering mengalami masalah dengan saluran cerna seperti sembelit dan/atau diare.
Ada penelitian yang menunjukkan, populasi bakteri clostridium pada anak autis sangat tinggi. Selain menyebabkan gangguan pencernaan, bakteri ini juga memproduksi neuro-toxins (racun syaraf) yang secara potensial bisa menyebabkan autisme atau sebagai faktor pendukung terjadinya autisme. Kolitis (radang usus besar) juga kerap terjadi. Kondisi saluran cerna pada penyandang autis disebut autistic enterocolitis. Kolitis turut menghambat perkembangan anak. Dari sudut pandang neurologi, usus adalah "otak kecil". Ada neurotransmitter dan neuroreceptor di usus,yang berkoresponden dengan yang ada di otak. Terganggunya penyerapan nutrisi akibat saluran cerna yang tidak sehat, membuat membran saluran cerna dan otak kekurangan nutrisi sehingga perkembangannya terganggu.

Untuk itu, penting untuk menghindarkan anak autis dari makanan yang tidak bisa dicernanya. Utamanya adalah semua makanan yang mengandung gluten (protein gandum) dan kasein (protein susu). Selain itu pemberian probiotik juga bisa membantu menyehatkan pencernaan anak autis. Penelitian menunjukkan, anak autis memiliki ketidakseimbangan flora usus, bakteri patogen lebih banyak daripada bakteri baik. Salah satu cara untuk menyeimbangkannya adalah dengan pemberian probiotik sehingga bakteri jahat bisa ditekan. Probiotik juga menghasilakn enzim tertentu yang bermanfaat 'menambal' usus yang 'bocor'. Berdasarkan penelitian Lactobaccilus secara kompetitif dapat menekan pertumbuhan Clostridium. Pemberian probiotik pada anak autis (usia 4-8 tahun) memberikan hasil positif. Saat diberikan probiotik, konsentrasi dan tingkah laku mereka membaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar